TUGAS
8
KESIMPULAN
HASIL KELOMPOK 5
MENAJEMEN
KELAS DI SD
Masalah
dalam Kelas dan Upaya Pemecahannya

Oleh :
Reni
Amrita
1620197
DOSEN
PEMBIMBING:
Yessi
Rifmasari, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ADZKIA PADANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
bebalakang
Dalam menangani
tugasnya, guru-guru sering menghadapi permasalahan dengan kegiatan-kegiatan
didalam kelasnya. Baik itu yang menyangkut pengajaran atau pun yang menyangkut
pengelolaan kelas. Oleh karena itu, guru-guru harus mampu membedakan
permasalahan itu dan menemukan pemecahannya secara tepat sehingga dapat
tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
Masalah-masalah
belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam
belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki kemampuan
diatas rata-rata normal, pandai atau cerdas.
Kelas adalah tempat berlangsungnya
pembelajaran yang didalamnya terdapat guru yang menyampaikan materi pada
peserta didik dalam waktu yang sama.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa Latar belakang masalah manajemen kelas?
2.
Jelaskanlah Macam – macam Permasalahan Dalam manajemen
kelas?
3.
Bagaimanakah Solusi dalam Mengatasi
Permasalahan manajemen kelas?
C. Tujuan Masalah
1.
Memahami Latar belakang masalah manajemen kelas
2.
Mengetahui Macam – macam Permasalahan Dalam manajemen
kelas
3.
Memahami Solusi dalam Mengatasi
Permasalahan manajemen kelas
Masalah
dalam Kelas dan Upaya Pemecahannya
A. Latar
Belakang Masalah
Ada
yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan,
ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula
yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan.
Prayitno
(1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu
dihilangkan.
Sedangkan
menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan,
yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dari
definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau
didefinisikan sebagai berikut “Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu
yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan”. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu
berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang
tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya
dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat
menimpa siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata normal, pandai
atau cerdas.
Kelas adalah tempat berlangsungnya
pembelajaran yang didalamnya terdapat guru yang menyampaikan materi pada
peserta didik dalam waktu yang sama.
B. Kebijakan
Penanganan masalah dalam Kelas
Ada dua masalah yang ada di kelas,
yaitu masalah pengajaran dan masalah pengelolaan kelas. Masalah pengajaran
harus ditangani dengan pemecahan yang bersifat pengajaran dan masalah
pengelolaan harus ditangani dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan. Solusi untuk dapat menangani
masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus mampu:
1.
Mengenali secara tepat berbagai jenis
masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok.
2.
Memahami pendekatan mana yang cocok dan
tidak cocok untuk jenis masalah tertentu.
3.
Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling
tepat untuk memecahkan masalah yang dimaksud.
Ada dua jenis
masalah pengelolaan kelas, yaitu yang bersifat perorangan dan yang bersifat
kelompok.
1. Masalah
individu (Perorangan)
Penggolongan masalah perorangan ini
didasarkan atas anggapan dasar bahwa tingkah laku manusia itu mengarah pada
pencapaian suatu tujuan. Setiap individu memiliki kebutuhan dasar untuk
memiliki dan untuk merasa dirinya berguna. Jika seorang individu gagal
mengembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga maka dia akan bertingkah
laku menyimpang. Ada empat jenis penyimpangan tingkah laku, yaitu tingkah laku
menarik perhatian orang lain, mencari kekuasaan, menuntut balas dan
memperlihatkan ketidakmampuan. Keempat tingkah laku ini diurutkan makin lama
makin berat. Misalnya, seorang anak yang gagal menarik perhatian orang lain
boleh jadi menjadi anak yang mengejar kekuasaan. Masalah perorangan ini mengacu
pada masalah psikologis anak/jiwa anak.
Ada empat teknik
sederhana untuk mengenali adanya masalah-masalah perorangan seperti diuraikan
diatas pada diri para siswa.
a) Jika
guru merasa terganggu (atau bosan) dengan tingkah laku seorang siswa, hal itu
merupakan tanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah mencari
perhatian.
b) Jika
guru merasa terancam (atau merasa dikalahkan), hal itu merupakan tanda bahwa
siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah mencari kekuasaan.
c) Jika
guru merasa amat disakiti, hal itu merupakan tanda bahwa siswa yang
bersangkutan mungkin mengalami masalah menuntut balas.
d) Jika
guru merasa tidak mampu menolong lagi, hal itu merupakan tanda bahwa siswa yang
bersangkutan mungkin mengalami masalah ketidakmampuan. Ditekankan, guru
hendaknya benar-benar mampu mengenali dan memahami secara tepat arah tingkah
laku siswa-siswa yang dimaksud (apakah tingkah laku siswa itu mengarah ke
mencari perhatian, mencari kekuasaan, menuntut balas, atau memperlihatkan
ketidakcampuran) agar guru itu mampu menangani masalah siswa secara tepat pula.
2. Masalah
Kelompok
Ada tujuh
masalah kelompok yang dikenal dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas, yaitu :
a) Kekurang-kompakan
b) Kekurangmampuan
mengikuti peraturan kelompok
c) Reaksi
negatif terhadap sesama anggota kelompok
d) Penerimaan
kelas (kelompok) atau tingkah laku yang menyimpang
e) Kegiatan
anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan,
berhenti melakukan kegiatan atau hanya meniru-niru kegiatan orang (anggota)
lainnya saja
f) Ketiadaan
semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes
g) Ketidakmampuan
menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan
Masalah kelompok
yang paling rumit ialah apabila kelompok itu melakukan protes dan tidak mau
melakukan kegiatan, baik hal itu dinyatakan secara terbuka maupun terselubung.
Permintaan penjelasan yang terus menerus tentang sesuatu tugas, kehilangan
pensil, lupa mengerjakan tugas rumah atau tugas itu tertinggal di rumah, tidak
dapat mengerjakan tugas karena gangguan keadaan tertentu, dan lain-lain
merupakan contoh-contoh protes atau keengganan bekerja. Masalah kelompok ini
menyangkut unsur adaptasi social dan unsur adaptasi pribadi.
C. Macam –
macam Permasalahan Dalam Manajemen Kelas
Siswa yang tidak mampu mencapai
tujuan belajar atau hasil belajar sesuai dengan pencapaian teman-teman
seusianya yang ada dalam kelas yang sama. Sesuai dengan tujuan belajar yang
tercantum dalam Kurikulum bahwa siswa dikatakan lulus atau tuntas dalam suatu
pelajaran jika telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditentukan oleh tiap-tiap guru bidang studi. KKM dibuat berdasarkan intake
(pencapaian) siswa di dalam kelas. Apabila seorang siswa tidak mencapai
kriteria tersebut, maka yang bersangkutan dikatakan bermasalah dalam pelajaran
tersebut.
Siswa yang mengalami keterlambatan
akademik, yakni siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi
tetapi tidak menggunakan kemampuannya secara optimal. Belum tentu semua siswa
yang terdapat dalam satu kelas memiliki kemampuan yang sama, ada beberapa siswa
dengan kemampuan intelegensi diatas rata-rata bahkan super. Kondisi inilah yang
menyebabkan si siswa cerdas ini harus menyesuaikan kebutuhan asupan
kecerdasannya dengan kemampuan teman-teman sekelasnya, sehingga siswa yang
seharusnya sudah berhak diatas teman-teman sebayanya dipaksa menerima kondisi sekitarnya.
Siswa yang kekurangan motivasi
dalam belajar, yakni keadaan atau kondisi siswa yang kurang bersemangat dalam
belajar seperti jera dan bermalas-malasan. Siswa yang seperti ini biasanya
didukung oleh kondisi atau lingkungan apatis, yang tidak peduli terhadap
perkembangan belajar siswa. Lingkungan keluarga yang apatis, yang tidak
berperan dalam proses belajar anak bisa menyebabkan si anak menjadi masa bodoh,
sehingga belajar menjadi kebutuhan yang sekedarnya saja. Lingkungan masyarakat
yang merupakan media sosialisasi turut berperan penting dalam proses memotivasi
siswa itu sendiri.
Siswa yang bersikap dan memiliki
kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatannya atau
perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan seharusnya, seperti suka
menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya
untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya. Besarnya kesempatan yang
diberikan oleh Guru untuk menyelesaikan tugas menyebabkan siswa mengulur-ulur
pekerjaan yang seharusnya diselesaikan segera setelah diperintahkan, Guru yang
terlalu disiplin dan berwatak tegas juga menjadi faktor berkurangnya perhatian
(attention) yang seharusnya diberikan oleh siswa kepada Guru.
Siswa yang sering tidak mengikuti
proses belajar mengajar di kelas, yaitu siswa-siswa yang sering tidak hadir
atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilanggan
sebagian besar kegiatan belajarnya. Seringkali materi pelajaran yang telah
disampaikan oleh Guru pada pertemuan jauh sebelumnya kemudian siswa
dituntut untuk mengikuti dan menguasai materi pelajaran dalam waktu yang
relatif singkat menyebabkan si siswa menjadi tertekan dan terbebani oleh materi
belajar yang banyak.
Siswa yang mengalami penyimpangan
perilaku (kurangnya tata krama) dalam hubungan intersosial. Pergaulan antar
teman sepermainan yang tidak seumuran dan tidak mengeyam bangku pendidikan
menyebabkan si anak atau siswa terpengaruh dengan pola perilaku dan pergaulan
yang serampangan, seperti berbicara dengan nada yang tinggi dengan orang yang
lebih tua, sering membuat kegaduhan atau keributan di dalam masyarakat.
Kemudian siswa yang bersangkutan membawa perilaku buruknya tersebut kedalam
lingkungan sekolah yang lambat laun menyebabkan teman-teman lainnya terpengaruh
dengan pola perilakunya, baik dalam berbicara ataupun dalam memperlakukan orang
lain.
D. Solusi
dalam Mengatasi Permasalahan Manajemen Kelas
Dalam menghadapi masalah-masalah
pengelolaan kelas guru dapat menerapkan berbagai pendekatan. Pendekatan pertama
ialah dengan menerapkan sejumlah “larangan dan anjuran” misalnya:
a)
Jangan menegur siswa di hadapan
kawan-kawannya.
b)
Dalam memberikan peringatan kepada siswa
janganlah mempergunakan nada suara yang tinggi.
c)
Bersikaplah tegas dan adil terhadap
semua siswa
d)
Jangan pilih kasih
e)
Sebelum menghukum siswa, buktikanlah
terlebih dahulu bahwa siswa itu bersalah
f)
Patuhlah pada aturan-aturan yang sudah
anda tetapkan.
Pendekatan “larangan dan anjuran”
diatas tampaknya mudah, namun karena tidak didasarkan pada teori atau
prinsip-prinsip tertentu pada umumnya kurang dapat dilaksanakan secara mantap.
Masing-masing perintah atau larangan itu dapat diterapkan atas dasar
generalisasi masalah-masalah pengelolaan kelas tertentu. Disamping itu, guru
yang melaksanakan perintah dan larangan itu hanya bersikap reaktif terhadap
masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul. Jangkauan tindakan yang reaktif
inipun amat sempit, yaitu hanya terbatas pada masalah-masalah yang muncul
sesewaktu saja. Padahal dari guru diharapkan tindakan-tindakan yang menjangkau
kemungkinan timbulnya masalah-masalah yang dapat muncul di masa depan, sehingga
timbulnya masalah-masalah itu dapat dicegah, atau kalau toh masalah-masalah itu
timbul juga intensitasnya tidak begitu besar dan dapat ditanggulangi secara
tepat.
Kesulitan lain yang dapat
ditimbulkan dengan diterapkannya pendekatan “perintah dan larangan” yang
mirip-mirip resep itu ialah, jika “resep” itu ternyata gagal, maka guru dapat
kehilangan akal dalam menangani masalah yang dihadapinya. Guru tidak mampu
menganalisis masalah itu dan tidak mampu menemukan alternatif-alternatif
tindakan yang mungkin justru lebih ampuh daripada perintah dan larangan
sebagaimana tercantum didalam “resep” itu.
Pendekatan “perintah dan larangan”
itu bersifat absolut dan tidak membuka peluang bagi diambilnya
tindakan-tindakan yang lebih luwes dan kreatif. Pendekatan “resep” ini hanya
mengatakan: “Jika terjadi masalah itu, lakukanlah itu atau itu atau itu”.
Guru-guru yang hanya mengandalkan penerapan pendekatan seperti itu dianggap
kurang memanfaatkan potensinya sendiri dan kurang mampu menyelenggarakan
pengelolaan kelas secara efektif.
Ada pendekatan lain yang tidak
tepat untuk dipakai, yaitu meliputi tiga hal:
a.
penghukuman atau pengancaman,
b.
pengalihan dan pemasabodohan, dan
c.
penguasaan atau penekanan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masalah-masalah
belajar dalam kelas yaitu melamun saat guru mengajar, murid sering terlambat
masuk sekolah, bermain game saat guru menerangkan materi, bermain HP
(hand phone) saat guru mengajar, lama dalam menyelesaikan tugas yang di
berikan, mencontek saat ulangan, tidur saat guru mengajar, mengobrol saat guru
mengajar, pasif saat guru memberi pertanyaan, tidak konsentrasi saat guru
mengajar, lama dalam memahami pelajaran, siswa tidak percaya diri untuk maju ke
depan kelas, menggambar saat guru menerangkan, membaca buku yang bukan mata
pelajaran saat itu, membolos saat jam sekolah, dan buku pelajaran tertinggal
dirumah.
Dari makalah ini dapat kami tarik kesimpulan-kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Masalah pengajaran harus ditangani
dengan pemecahan yang bersifat pengajaran dan masalah pengelolaan harus
ditangani dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan.
2.
Memberikan ganjaran terhadap tingkah
laku siswa yang baik dan menahan pemberian ganjaran tingkah laku yang tidak
baik adalah amat efektif untuk membina tingkah laku siswa yang lebih baik
didalam kelasnya.
3.
Menghukum tingkah laku siswa yang tidak
baik dapat meniadakan tingkah laku itu tetapi mungkin menimbulkan akibat
sampingan yang bersifat negatif.
4.
Memberikan ganjaran terhadap tingkah
laku yang baik tampaknya merupakan kunci bagi pengelolaan kelas yang efektif.
B.
Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan.
Tulisan ini dibuat sebagai wadah untuk menambah wawasan tentang Masalah
dalam Kelas dan Upaya Pemecahannya. Tulisan ini diharapkan menjadi
salah satu yang dapat membantu untuk menanamkan pemahaman.
Kritik dan saran
sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari dosen mata kuliah yang
telah membimbing kami dan para mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini. Apabila
ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Gulo.
2005. Strategi Belajar Mengajar. Grasindo. Jakarta.
Koes,
Partowisastro. 1982. Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar Jilid 2.Erlangga.
Jakarta.
Siregar,
Eveline. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Negeri
Jakarta. Jakarta.
Zahara, Idris. 1992. Pengantar
Pendidikan 1. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Artikel nya bagus mksh kak
BalasHapusAlhamdulillah
HapusSama sama
Wahhhhh,bagus sekali materinya kx
BalasHapusTerimakasih, semoga membantu ya dek
HapusBagaimana cara menangani anak yang malas dalam belajar dan suka mengganggu temannya?
BalasHapusYaitu guru harus bisa membuat anak tersebut untuk belajar dengan menarik perhatian siswa bisa menggunakan media atau juga bisa mengajak anak bermain dengan menyertai pembelajaran di dalam permainan tersebut
HapusBagaimana cara menghukum siswa yang bandel dengan menyertakan pendidikan?
BalasHapusDengan cara memberi tugas tambahan kepada siswa, dan bisa juga dengan meminta siswa untuk memahami materi sekaligus meminta untuk menjelaskan kepada teman temannya
HapusArtikel nya bagus, Terimakasih ya...
BalasHapusAlhamdulillah. Sama sama kak
HapusMaterinya bagus, dan bermanfaat bagi pendidik.
BalasHapusAlhamdulillah dan trimakasih pujiannya
HapusMakasih kak, materi nya bagus dan sangat bermanfaat
BalasHapusIya. Alhamdulillah
HapusIya. Alhamdulillah
HapusMaterinya bagus, dan bermanfaat bagi pendidik dan jugaaa peserta didiknya
BalasHapusMakasih buk. Alhamdulillah, semoga bisa membantu
HapusBagaimana cara seorang guru dalam meningkatkan motivasi siswa yang kurang aktif dalam proses belajar
BalasHapusYaitu dengan memperlihatkan contoh yang nyata yang dekat dengan siswa atau lingkungan tempat siswa tinggal. Maka dengan itu siswa akan termotivasi dan lebih giat lagi untuk belajar
HapusMaterinya sangat bagus dan bermanfaat
BalasHapusMakasih...
HapusBermanfaat sekali
BalasHapusAlhamdulilla
HapusBagaimana cara guru menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam kelompok
BalasHapusContoh ada 2 anak yang ingin menjadi ketua d kelompok yang sama cara menyelesaikannya Yaitu dengan cara membagi rata tugas dari setiap anggota kelompok. Jika anak nya masih blum bisa menerima, jelaskan kembali ke anak bahwa pertemuan selanjutnya bergantian untuk menjadi ketuanya. Karena semua akan dapat gilirannya
HapusTerimakasih untuk blognya reni. Sangat bermanfaat
BalasHapusIya semoga dapat membantu
HapusSangat bermanfaat
BalasHapusAlhamdulillah
HapusBrmnfaat skli
BalasHapusTerimakasih
HapusSangat bermanfaat
BalasHapusAlhamdulillah
HapusSemoga bermanfaat materinya bagus
BalasHapusterimakasih, artikelnya sangat membantu.
BalasHapusterimakasih, artikelnya sangat membantu.
BalasHapusMateri ny bagus
BalasHapus